Warga Desa
Tapen resah
SEKITAR MONUMEN
BENDUNGAN MRICA DIDUGA
DIGUNAKAN
TEMPAT MESUM
BANJARNEGARA – INFRANEWS : Bendungan Panglima Besar Soedirman yang
berada di Desa dan Kecamatan Bawang Banjarnegara memang tidak asing lagi bagi
seluruh rakyat Indonesia. Bendungan yang diresmikan mantan Presiden Soeharto 22
tahun lalu itu memang bisa dikatakan salah satu bendungan terbesar di Asia.
Hamparan air yang
tenang dan luas serta pepohonan yang tmbuh dipinggiran danau buatan itu membuat
suasana sejuk, nyaman dan indah. Banyak warga lokal maupun dari berbagai daerah
untuk datang berekreasi, tidak terkecuali hari biasa maupun hari libur. Itulah
salah satu aset obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Banjarnegara.
Masyarakat yang
datang untuk berekreasi memang nampak keceriaannya, namun terkadang suasana dan
resa bahagia mereka terusik dengan pemandangan yang membuat malu sendiri karena
ditempat-tempat tersembunyi atau terbuka mereka melihat pasangan dua manusia
yang berlainan jenis bercengkerama diluar batas norma agama maupun melanggar
aturan undang-undang yang ada. Ini terkadang yang membuat para wisata enggan
berkunjung ke salah satu obyek wisata dan barangkali ke Bendungan Panglima
Soedirman atau Mrica Banjarnegara.
Salah satu lokasi
yang benar-benar sempat membuat resah adalah disekitar Monumen yang berada
didekat Desa Tapen Kecamatan Wanadadi. Tempatnya cukup strategis untuk melihat
bendungan Mrica yang indah itu. Namun dikala ada dua pasang sejoli atau lebih
yang sedang memadu cinta, mereka terlena dengan suasana yang sepi sehingga
sering pasangan sejoli itu melakukan perbuatan yang tidak senonoh dan merusak
moral anak-anak maupun remaja Tapen. Bagaimana tidak terkadang para pasangan
muda menutup mata meski meraka disaksikan orang-orang atau anak-anak yang
tinggal disekitar Monumen. Pemandangan itu terkadang bisa terlihat dari
kejuhan.
Ada yang tidak peduli dengan apa yang mereka
lihat disuasana sepi itu, namun melihat gelagat pasangan muda yang semakin hari
semakin nekat dalam berkasih mesra pihak aparat desa setempat akhirnya turun
tangan melakukan teguran atapun peringatan.
Adegan sering yang
tak senonoh disekitar monumen atau lapangan golf Mrica itu sudah sudah
berlangsung lebih enam bulan lalu kata Slamet Pujiono, Kepala Dusun I Tapen.
Kami sering memergoki bahkan mengusir pasangan yang melakukan tidak pada
tempatnya dan melanggar asusila. Tidak hanya pasangan remaja saja yang kami
usir karena melakukan tindakan itu, tetapi juga anak-anak masih sekolah dibangku
SMP, SLTA, Mahasiswa maupun pasangan lain yang melakukan perselingkuhan.
Untuk menghalau bagi
pasangan yang membandel dan kepergok melakukan tindakan asusila kami bekerja
dengan pihak Polsek Wanadi. Dan bila sudah sampai di Polsek orang tua tersangka
maupun yang dirugikan dihadirkan untuk dimintai keterangannya kata Puji.
Untuk bukti lapor ke
Polsek kami sebelumnya sudah mengambil gambar video adegan-adegan yang tidak
senonoh tambauh Puji.
Aspirasi yang melihat
hasil shooting video porno ada sedikitnya lima rekaman video, mereka yang melakukan tindakan asusila
tersebut masih mengenakan baju dan hanya bagian-bagian tertentu yang dibuka
baik pakaian sang lelaki maupun perempuan. Ada pasangan yang mengaku sebagai
mahasiswa, pelajar dan pasangan dewasa yang masing-masing punya suami atau
istri.
Keadaan obyek wisata
sekitar desa kami sejak enam bulan lalu memang benar meresahkan, dan untuk
menangani masalah tersebut kami melakukan kerjasama bersama petugas dalam hal
ini Polsek Wanadadi dan akhir-akhir ini suasana sudah mulai berubah mereka
datang memang benar-benar untuk rekreasi tetapi bagi pendatang baik lama maupun
baru bila melakukan tindakan diluar batas pasti sudah terekam dalam camera
video dan siap diproses di Kepolisian tutur Slamet Pujiono.
Menurut Suratin (40)
petugas cleaning servise lapangan Golf Mrica yang sudah bekerja selama 19
tahun, tontonan gratis adegan tak senonoh jelas sering saya lihat namun kami
selama itu hanya sekedar melakukan teguran semata. Dan sekarang kami punya
mitra untuk penanganan masalah yang satu ini. Dulu juga sering ada laporan
sepeda motor pengunjung wisata hilang dan pernah mendengar juga dibawah monomen
digunakan untuk transaksi narkoba namun sekarang sepertinya sudah tudah tidak
ada lagi semoga. ( tri )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar