Minggu, 07 Oktober 2012

Tempat Mesum

Warga Desa Tapen resah
SEKITAR MONUMEN BENDUNGAN MRICA DIDUGA
DIGUNAKAN TEMPAT MESUM

BANJARNEGARA – INFRANEWS : Bendungan Panglima Besar Soedirman yang berada di Desa dan Kecamatan Bawang Banjarnegara memang tidak asing lagi bagi seluruh rakyat Indonesia. Bendungan yang diresmikan mantan Presiden Soeharto 22 tahun lalu itu memang bisa dikatakan salah satu bendungan terbesar di Asia.
         Hamparan air yang tenang dan luas serta pepohonan yang tmbuh dipinggiran danau buatan itu membuat suasana sejuk, nyaman dan indah. Banyak warga lokal maupun dari berbagai daerah untuk datang berekreasi, tidak terkecuali hari biasa maupun hari libur. Itulah salah satu aset obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Banjarnegara.
        Masyarakat yang datang untuk berekreasi memang nampak keceriaannya, namun terkadang suasana dan resa bahagia mereka terusik dengan pemandangan yang membuat malu sendiri karena ditempat-tempat tersembunyi atau terbuka mereka melihat pasangan dua manusia yang berlainan jenis bercengkerama diluar batas norma agama maupun melanggar aturan undang-undang yang ada. Ini terkadang yang membuat para wisata enggan berkunjung ke salah satu obyek wisata dan barangkali ke Bendungan Panglima Soedirman atau Mrica Banjarnegara.
         Salah satu lokasi yang benar-benar sempat membuat resah adalah disekitar Monumen yang berada didekat Desa Tapen Kecamatan Wanadadi. Tempatnya cukup strategis untuk melihat bendungan Mrica yang indah itu. Namun dikala ada dua pasang sejoli atau lebih yang sedang memadu cinta, mereka terlena dengan suasana yang sepi sehingga sering pasangan sejoli itu melakukan perbuatan yang tidak senonoh dan merusak moral anak-anak maupun remaja Tapen. Bagaimana tidak terkadang para pasangan muda menutup mata meski meraka disaksikan orang-orang atau anak-anak yang tinggal disekitar Monumen. Pemandangan itu terkadang bisa terlihat dari kejuhan.
        Ada yang tidak peduli dengan apa yang mereka lihat disuasana sepi itu, namun melihat gelagat pasangan muda yang semakin hari semakin nekat dalam berkasih mesra pihak aparat desa setempat akhirnya turun tangan melakukan teguran atapun peringatan.
        Adegan sering yang tak senonoh disekitar monumen atau lapangan golf Mrica itu sudah sudah berlangsung lebih enam bulan lalu kata Slamet Pujiono, Kepala Dusun I Tapen. Kami sering memergoki bahkan mengusir pasangan yang melakukan tidak pada tempatnya dan melanggar asusila. Tidak hanya pasangan remaja saja yang kami usir karena melakukan tindakan itu, tetapi juga anak-anak masih sekolah dibangku SMP, SLTA, Mahasiswa maupun pasangan lain yang melakukan perselingkuhan.
        Untuk menghalau bagi pasangan yang membandel dan kepergok melakukan tindakan asusila kami bekerja dengan pihak Polsek Wanadi. Dan bila sudah sampai di Polsek orang tua tersangka maupun yang dirugikan dihadirkan untuk dimintai keterangannya kata Puji.
        Untuk bukti lapor ke Polsek kami sebelumnya sudah mengambil gambar video adegan-adegan yang tidak senonoh tambauh Puji.
        Aspirasi yang melihat hasil shooting video porno ada sedikitnya lima rekaman video,  mereka yang melakukan tindakan asusila tersebut masih mengenakan baju dan hanya bagian-bagian tertentu yang dibuka baik pakaian sang lelaki maupun perempuan. Ada pasangan yang mengaku sebagai mahasiswa, pelajar dan pasangan dewasa yang masing-masing punya suami atau istri.
         Keadaan obyek wisata sekitar desa kami sejak enam bulan lalu memang benar meresahkan, dan untuk menangani masalah tersebut kami melakukan kerjasama bersama petugas dalam hal ini Polsek Wanadadi dan akhir-akhir ini suasana sudah mulai berubah mereka datang memang benar-benar untuk rekreasi tetapi bagi pendatang baik lama maupun baru bila melakukan tindakan diluar batas pasti sudah terekam dalam camera video dan siap diproses di Kepolisian tutur Slamet Pujiono.
        Menurut Suratin (40) petugas cleaning servise lapangan Golf Mrica yang sudah bekerja selama 19 tahun, tontonan gratis adegan tak senonoh jelas sering saya lihat namun kami selama itu hanya sekedar melakukan teguran semata. Dan sekarang kami punya mitra untuk penanganan masalah yang satu ini. Dulu juga sering ada laporan sepeda motor pengunjung wisata hilang dan pernah mendengar juga dibawah monomen digunakan untuk transaksi narkoba namun sekarang sepertinya sudah tudah tidak ada lagi semoga. ( tri )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar