Sabtu, 13 Oktober 2012

Lomba Sekolah Sehat



SMPN I Susukan Ikuti Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional

BANJARNEGARA – (Infranews)  Setelah lolos dari seleksi Tingkat Provinsi, SMP Negeri 1 Susukan Kabupaten Banjarnegara akhirnya maju ke Tingkat Nasional mewakili Jawa Tengah untuk mengikuti Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional Tahun 2012 jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penilaian yang dilaksanakan secara langsung oleh Tim Juri Nasional pada Kamis kemarin mendapat sambutan yang hangat dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dan pihak SMP N 1 Susukan. Tim juri terdiri dari unsur Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri.

Ketua Tim Juri, Iriani Samad mengatakan bahwa maksud kedatangan Tim Juri ke SMP N 1 Susukan bukan untuk mengoreksi kebersihan lingkungan sekolah, namun lebih menitikberatkan pada dampak dari lomba yang diselenggarakan. Yakni lebih optimalnya fungsi dan keberadaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

“Kami tidak melihat kemewahan dalam penilaian lomba, namun kami lebih melihat nilai manfaat dan dampak yang ditimbulkan dari lomba ini, yakni terwujudnya sekolah yang sehat” kata Iriani Samad.

Iriani Samad juga menambahkan, penilaian tidak hanya dilakukan terhadap sekolah saja, tetapi juga terhadap Tim Pembina UKS di Tingkat Kabupaten dan Kecamatan, untuk melihat kegiatan pembinaan yang telah dilakukan terhadap sekolah di wilayah kerjanya.

Dalam hal ini, menurut Iriani Samad, Puskesmas sebagai Tim Pembina UKS tingkat Kecamatan berperan sangat penting untuk menciptakan sekolah sehat. Peran tersebut diantaranya seperti melatih dokter kecil, melaksanakan penjaringan kesehatan, pemeriksaan kesehatan berkala, memberikan penyuluhan, pemberian imunisasi, kader kesehatan remaja dan lain-lain.

Dalam kesempatan yang sama, Drs. Muhdi, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Banjarnegara berharap SMP N 1 Susukan bisa terpilih sebagai Juara 1 Lomba Sekolah Sehat Tingkat Nasional jenjang SMP Tahun 2012.

“Kondisi yang ada sekarang ini sudah menjadi culture, merupakan suatu budaya hidup sehat yang biasa dilakukan setiap hari, sehingga kami berharap SMP N 1 Susukan dapat terpilih menjadi juara” kata Drs. Muhdi.

Drs. Muhdi mengungkapkan guna menciptkan sekolah yang sehat SMP N 1 Susukan telah melaksanakan trias UKS, yakni pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat. SMP N 1 Susukan juga memiliki dua ruang UKS, yakni ruang untuk siswa perempuan dan laki-laki. Selain itu juga ada Kantin Kejujuran dan Warung Herbal. ( jinggo )

Minggu, 07 Oktober 2012

Tempat Mesum

Warga Desa Tapen resah
SEKITAR MONUMEN BENDUNGAN MRICA DIDUGA
DIGUNAKAN TEMPAT MESUM

BANJARNEGARA – INFRANEWS : Bendungan Panglima Besar Soedirman yang berada di Desa dan Kecamatan Bawang Banjarnegara memang tidak asing lagi bagi seluruh rakyat Indonesia. Bendungan yang diresmikan mantan Presiden Soeharto 22 tahun lalu itu memang bisa dikatakan salah satu bendungan terbesar di Asia.
         Hamparan air yang tenang dan luas serta pepohonan yang tmbuh dipinggiran danau buatan itu membuat suasana sejuk, nyaman dan indah. Banyak warga lokal maupun dari berbagai daerah untuk datang berekreasi, tidak terkecuali hari biasa maupun hari libur. Itulah salah satu aset obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Banjarnegara.
        Masyarakat yang datang untuk berekreasi memang nampak keceriaannya, namun terkadang suasana dan resa bahagia mereka terusik dengan pemandangan yang membuat malu sendiri karena ditempat-tempat tersembunyi atau terbuka mereka melihat pasangan dua manusia yang berlainan jenis bercengkerama diluar batas norma agama maupun melanggar aturan undang-undang yang ada. Ini terkadang yang membuat para wisata enggan berkunjung ke salah satu obyek wisata dan barangkali ke Bendungan Panglima Soedirman atau Mrica Banjarnegara.
         Salah satu lokasi yang benar-benar sempat membuat resah adalah disekitar Monumen yang berada didekat Desa Tapen Kecamatan Wanadadi. Tempatnya cukup strategis untuk melihat bendungan Mrica yang indah itu. Namun dikala ada dua pasang sejoli atau lebih yang sedang memadu cinta, mereka terlena dengan suasana yang sepi sehingga sering pasangan sejoli itu melakukan perbuatan yang tidak senonoh dan merusak moral anak-anak maupun remaja Tapen. Bagaimana tidak terkadang para pasangan muda menutup mata meski meraka disaksikan orang-orang atau anak-anak yang tinggal disekitar Monumen. Pemandangan itu terkadang bisa terlihat dari kejuhan.
        Ada yang tidak peduli dengan apa yang mereka lihat disuasana sepi itu, namun melihat gelagat pasangan muda yang semakin hari semakin nekat dalam berkasih mesra pihak aparat desa setempat akhirnya turun tangan melakukan teguran atapun peringatan.
        Adegan sering yang tak senonoh disekitar monumen atau lapangan golf Mrica itu sudah sudah berlangsung lebih enam bulan lalu kata Slamet Pujiono, Kepala Dusun I Tapen. Kami sering memergoki bahkan mengusir pasangan yang melakukan tidak pada tempatnya dan melanggar asusila. Tidak hanya pasangan remaja saja yang kami usir karena melakukan tindakan itu, tetapi juga anak-anak masih sekolah dibangku SMP, SLTA, Mahasiswa maupun pasangan lain yang melakukan perselingkuhan.
        Untuk menghalau bagi pasangan yang membandel dan kepergok melakukan tindakan asusila kami bekerja dengan pihak Polsek Wanadi. Dan bila sudah sampai di Polsek orang tua tersangka maupun yang dirugikan dihadirkan untuk dimintai keterangannya kata Puji.
        Untuk bukti lapor ke Polsek kami sebelumnya sudah mengambil gambar video adegan-adegan yang tidak senonoh tambauh Puji.
        Aspirasi yang melihat hasil shooting video porno ada sedikitnya lima rekaman video,  mereka yang melakukan tindakan asusila tersebut masih mengenakan baju dan hanya bagian-bagian tertentu yang dibuka baik pakaian sang lelaki maupun perempuan. Ada pasangan yang mengaku sebagai mahasiswa, pelajar dan pasangan dewasa yang masing-masing punya suami atau istri.
         Keadaan obyek wisata sekitar desa kami sejak enam bulan lalu memang benar meresahkan, dan untuk menangani masalah tersebut kami melakukan kerjasama bersama petugas dalam hal ini Polsek Wanadadi dan akhir-akhir ini suasana sudah mulai berubah mereka datang memang benar-benar untuk rekreasi tetapi bagi pendatang baik lama maupun baru bila melakukan tindakan diluar batas pasti sudah terekam dalam camera video dan siap diproses di Kepolisian tutur Slamet Pujiono.
        Menurut Suratin (40) petugas cleaning servise lapangan Golf Mrica yang sudah bekerja selama 19 tahun, tontonan gratis adegan tak senonoh jelas sering saya lihat namun kami selama itu hanya sekedar melakukan teguran semata. Dan sekarang kami punya mitra untuk penanganan masalah yang satu ini. Dulu juga sering ada laporan sepeda motor pengunjung wisata hilang dan pernah mendengar juga dibawah monomen digunakan untuk transaksi narkoba namun sekarang sepertinya sudah tudah tidak ada lagi semoga. ( tri )

Pecahkan Rekor

Finger Painting di Banjarnegara Pecahkan Rekor MURI

BANJARNEGARA- INFRANEWS : Kabupaten Banjarnegara kembali menorehkan prestasi dengan memecahkan rekor MURI untuk finger painting (lukisan jari-red) dengan peserta terbanyak yang mencapai 7600 lebih anak usia dini. Penghargaan rekor MURI di berikan kepada Forum Kebudayaan Banjarnegara sebagai penggagas, Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga, dan juga pendukung utama kegiatan yaitu projek SCBFWM-UNDP-GEF, sebuah proyek yang fokus pada penanganan kawasan daerah aliran sungai khususnya DAS Serayu.

Selain itu dalam kegiatan tersebut juga dinobatkan Anggit Sutedjo sebagai Bunda PAUD Banjarnegara. Usai penobatan kepada INFRANEWS mengatakan “Penobatan Bunda Paud ini diharapkan menjadi salah satu pendorong agar promosi dan penyadaran akan pentingnya PAUD semakin gencar dilaksanakan sehingga masyarakat semakin mengerti dan memahami pentingnya Pendidikan Anak usia Dini. Anggit menambahkan “Sejalan dengan pendidikan anak usia dini, maka mendidik anak berkarakter merupakan hal yang sedang menjadi trending topic saat ini dan bukan sebatas mengejar hal-hal yang bersifat trend saja, namun menciptakan anak yang berkarakter merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi agar tercipta anak yang berkarakter, menumbuhkan rasa peduli dan cinta terhadap lingkungan adalah salah satu penanaman karakter positif bagi anak usia dini, termasuk peduli terhadap permasalahan lingkungan yang ada di wilayah kita yaitu permasalahan Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu,” Lanjut Anggit.

Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo dalam sambutannya mengatakan PAUD menempati posisi yang sangat penting dalam pembentukan watak dan karakter anak. Pendidikan anak usia dini adalah fondasi bagi perkembangan anak di masa depan. “Sudah saatnya kita tingkatkan kepedulian kita terhadap anak-anak dengan cara memberikan pendidikan yang terbaik sejak usia dini, PAUD merupakan investasi jangka panjang yang manfaatnya tidak bisa kita rasakan saat ini,namun 10 sampai 20 tahun ke depan baru bisa dirasakan manfaatnya,” kata Sutedjo kepada wartawan.

Menurut salah seorang guru RA GUPPI Gembongan Sigaluh Rusmiati, S.Pd kepada INFRANEWS mengatakan "Diharapkan event seperti ini bisa dilaksanakan tiap tahun, sehingga terus dapat membantu kreatifitas anak agar lebih productive, creative dan inovative dengan harapan begitu lulus dari bangku TK/PAUD sianak sudah mulai terlihat life skillnya". 

Penobatan Bunda PAUD dan pemecahan rekor MURI di harapkan bisa menjadi momentum untuk mempromosikan dan memberikan penyadaran kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan anak usia dini serta pentingnya menanamkan nilai-nilai cinta tanah air, kepedulian dan cinta terhadap lingkungan. “Sejak dini tanamlah nilai-nilai dan karakter yang baik dan mulai dikenalkan, apa yang kita ajarkan kepada anak-anak sejak dini akan selalu terpatri sepanjang hayatnya, seperti ukiran diatas batu yang tidak akan mudah hilang,” imbuh Sutedjo. (Jinggo)

kandang babi ke kandang santri

Kristiwanto, S.E ( Mantan Ketua Karang Taruna Panca Manunggal )
Sulap Kandang Babi Menjadi Kandang Santri

TEMANGGUNG - ( Infranews ) Bagi warga Kecamatan Wonoboyo dan Tretep Kabupaten Temanggung Jawa Tengah, bisa dikatakan sudah tidak asing dengan sosok seorang Kristiwanto. Mantan ketua karang taruna Panca Manunggal ini dikenal sebagai sosok pria yang ulet, disiplin serta konsisten dalam bidang bisnisnya. Bisnis yang sempat membuat namanya berkibar yaitu dalam bidang peternakan babi. Menurut mas Kris panggilan akrabnya, modal awal untuk berternak babi sifatnya hanya coba-coba, dan itupun benar-benar hanya bentuk spekulasi saja akunya. Bahkan menurutnya, bisnis di bidang ternak babi sangat menjanjikan hasilnya. Hal ini diakui, ketika ditahun-tahun pertama dengan modal yang cukup terjangkau, akan tetapi permintaan pasar begitu besar bahkan secara matematika keuntungan yang ia perolehpun cukup besar pula.
            Rupanya Tuhan berkehendak lain, ketika permintaan pasar mulai melirik pada hasil ternaknya, lagi-lagi Mas Kris membuat sensasi barunya. Lokasi yang selama ini dikenal sebagai kandang babi itu tiba-tiba dalam waktu yang relative singkat yaitu sekitar delapan bulan sudah berubah bentuk maupun fungsinya yaitu pondok pesantren. Saat ditemui Infranews mengatakan, “Pondok pesantren yang berlokasi dikomplek lapangan desa Cemoro kecamatan wonoboyo Temanggung ini memang benar kalau awalnya atau sekitar delapan bulan yang lalu adalah kandang babi, namun tempat ini sekarang sudah saya rubah menjadi kandang santri. Hal ini saya lakukan atas dasar kesadaran saya pribadi, tapi Alhamdulillah masyarakat juga sangat mendukung, terbukti sekarang jumlah santri yang berasal dari warga sekitar pondokpun cukup banyak, termasuk santri yang berasal dari luar daerahpun mulai berdatangan untuk belajar di pesantren yang saya berinama Al Khikmah.
            Pondok pesantren Al Khikmah yang berdiri megah diatas area setengah hektar ini pembangunannya dibiayai secara pribadi dan sampai saat ini sedang dalam pengerjaan untuk lantai dua dari tiga lantai yang direncanakan, meskipun tempat ini oleh masyarakat selama ini dikenal sebagai kandang babi, akan tetapi dengan berubahnya bentuk dan fungsi ini akan membawa hikmah tersendiri bagi kami para wali santri pada umumnya dan terutama bagi mas Kris atau kami memanggilnya dengan nama Gus Aziz. Hal ini diungkapkan oleh Antonius Wage (55) salah seorang wali santri yang tinggal tidak jauh dari pondok pesantren ini. ( Jinggo )

Awindo

Awindo Satu Untuk Semua
Awindo adalah Organisasi Wartawan termuda namun bukan berarti kecil dari visi dan misi organisasi. Sebulan setelah deklarasi, organisasi ini menggelar Rapat Kerja Koordinasi Pertama, di Jakarta dengan forum yang dihadiri oleh delapan Direktorat Kerja Awindo. Lebih substansi dari sekedar visi di atas kertas. Berikut ini wawancara dengan Ketua Umum Awindo Ganda Maulana SE untuk menggali isi dan tuju
an Awindo didirikan. Diatas kertas Awindo mempunyai visi dan misi. Lebih dalam dari itu apa niat anda mendirikan Awindo? Kita ingin masyarakat lebih cerdas dan sejahtera. Dirjen Kesbangpol yang diwakili oleh M. Bachtiar, dalam sambutannya pada acara Deklarasi Awindo menyampaikan organisasi kemasyarakatan atau CSO ini merupakan potensi besar di negara kita yang harus dikelola dengan baik. Mengingat organisasi ini kemasyarakatan merupakan salah satu unsur dari society, sebagian dari pilar demokrasi, yaitu negara (state), swasta/ unit usaha (private sector), dan masyarakat (society). Dan Awindo dalam Anggaran Dasarnya memahami betul posisi dan perannya sebagai: mitra pemerintah, mitra swasta, dan mitra rakyat. Maknanya bahwa Awindo memiliki kesadaran yang kuat untuk mengambil bagian secara bersama – sama membangun ketiga demikrasi, yang dalam terminologi lainnya biasa disebut unsur – unsur governance. Dan jika mampu mengelola ketiga unsur tersebut secara baik, maka kita mempunyai yang disebut good governance. Oleh sebab itu, melalui kesempatan ini kami meminta Awindo sebagai organisasi profesi dapat menjadi contoh dalam melakukan penguatan kapasitas organisasi kemasyarakatan, yang berjumlah 100.000. dan akhir – akhir ini agak luput dari konsentrasi kita dalam menata sistem demokrasi yang hendak kita bangun. Awindo adalah satu diantara 100.000 organisasi kemasyarakatan. Maka, pada saat ini kami minta Awindo dapat menjadi teladan bagi 99.999 organisasi kemasyarakatan lainya. Bagaimana Mensejahterakan Wartawan Awindo? Dengan pemberian fasilitas nyata secara langsung bagi anggota. Pertama, mengasuransikan seluruh anggota Awindo di Takaful. Kedua, akan memberikan pinjaman lunak antara Rp. 5 juta sampai Rp. 10 juta bagi yang sudah menjadi anggota aktif selama satu tahun. Ketiga, Beasiswa. Keempat, pendidikan jurnalistik. Kelima, memberikan layanan fasilitas sarana publik, seperti hotel, transportasi darat dan udara. Poin kelima ini dengan menjalin kerjasama dengan pemerintah dari masing – masing departemen, seperti Dinas Pariwisata, Dinas Perhubungan, dan dinas lainya. Dalam Praktik kewartawanan, bagaimana cara agar mereka lebih sejahtera? Ada dua hal yang bisa didapat wartawan Awindo dalam aktivitasnya sehari – hari. Dalam wawancara narasumber, seringkali ia mendapatkan informasi peluang usaha. Pada saat itu, sebetulnya ia bisa menjadi pengisi Demand tersebut, dan mendapat keuntungan dari sana agar dia lebih sejahtera. Kedua, di Awindo ini ada banyak Direktorat – direktorat yang didalamnya ada ahli – ahli profesi tertentu, misalnya adalah Advokat. Kalau dalam tugas sehari – hari bertemu klient hukum, bisa disalurkan kepada advokat dalam direktorat Awindo, dari situ kan bisa ada penghasilan untuk organisasi yang mensejahterakan bersama. Klient besar Awindo adalah Swasta. Pemerintah dan Masyarakat umum. Apa manfaat yang bisa diberikan asosiasi ini kepada mereka? Bagi pihak swasta tentunya akan ada manfaat yang besar. Pihak swasta kadangkala atau sering dihadapkan persoalan kesulitan birokrasi semisal persoalan perizinan. Awindo sebagai organisasi kewartawanan juga punya ahli – ahli hukum dan birokrasi, siap membantu mengatasi masalah itu. Dari situ, hari esok, anggota Awindo bukan hanya wartawan, bisa juga perusahaan – perusahaan swasta yang akan kita bantu persoalannya sebatas kemampuan Awindo. Dari sisi Advokasi hukum, sebatas apa yang akan diberikan Awindo kepada Aanggotanya? Semaksimal mungkin. Kita sering mendengar adanya perlakuan negatif kepada wartawan, kita akan berusaha mencegah itu terjadi. Secara preventif kita akan mengarahkan perbaikan citra wartawan Awindo di masyarakat. Secara kuratif kita juga siap untuk membantu termasuk masalah – masalah hukum, kekerasaan seperti penganiayaan, pembunuhan, atau ancaman. Dari segi ahli hukum, kita punya pengacara seperti Pak Afsar SH, pada direktorat hukum. Berapa anggota Awindo saat ini diseluruh Indonesia? Kurang lebih 500 orang, yang terdaftar dan sedang melengkapi registrasi. Tentu saja tahun – tahun berikut akan ditargetkan lebih besar lagi. Modal apa yang ada pada diri anda sehingga bisa merekrut jumlah anggota sedemikian besar? Niat baik dan bukti implementasi. Kita tidak Cuma presentasi niat baik, tetapi juga memberikan bukti implementasinya. Kita juga harus memberikan penjelasan bahwa langkah bukti itu sudah dilakukan. Pihak takafulnya juga sering hadir untuk memberikan penjelasan tentang anggota takaful bagi anggota awindo. Kami dengar Awindo akan mendirikan sebuah stasiun televisi daerah? Bukan sebuah, tapi setiap DPD kita harapkan akan mempunyai stasiun televisi daerah sendiri – sendiri, dan kesemuanya di bawah naungan keanggotaan Awindo. Mereka buat proposal televcisi daerahnya, kita di pusat siap yang mencarikan dana untuk biaya pendirianya. Hari esok atau beberapa tahun kemudian apa yang di harapkan bisa dibentuk Awindo di tengah masyarakat? Kita harapkan adnya visi – visi yang saling memandang positif antara setiap elemen masyarakat. Masyarakat memandang baik polisi sebab toh keseharianya mereka punya kerja. Polisi dan instansi pemerintah memandang baik wartawan, sehingga tidak alergi terhadap mereka. Yang pasti, kita harapkan Awindo bisa mengembangkan sikap saling memandang secara positif. Itu saja.
Reprod. By Awindo-Membara

Tari Ujungan Gumelem Weta

TARI UJUNGAN, Tradisi Mujung untuk memohon turun hujan

 BANJARNEGARA - INFRANEWS : Ujungan merupakan kisah nyata yang  terjadi sekitar Tahun 1830 an  yang menjadi sebuah budaya atau tradisi masyarakat Desa Gumelem Wetan  , budaya ini tumbuh bermula pada masa dimana Desa Gumelem Wetan Kecamatan Susukan masih merupakan  padukuhan Karang Tiris ( nama sebelum Gumelem ). Masyarakat  di padukuhan ini , dalam hal untuk menopang kehidupanya , benar-bear hanya mengandalkan hasil sawah dan ladangnya . Sementara sistem pengairan yang baik dan teratur atau irigasi belum ada, sehingga untuk dapat mengairi lahan sawahnya dengan cara bergilir. Dimasa kademangan, musim kemarau yang sangat panjang pernah melanda, cara untuk mengairi lahan sawah  dengan cara bergilir sudah tidak  lagi dihormati petani.
 Akhirnya untuk mendapatkan air para petani saling berebut untuk menyelematkan tanamanya agar tidak mengalami gagal panen.
 Pada saat itu diketahui pada  hari Jum’at Kliwon  di sebuah Sumber  Air ada dua orang petani   bersitegang berebut air untuk memenuhi kebutuhkan hidupnya , khususnya untuk keperluan mengairi lahan sawahnya , mereka saling memukul , dan akhirnya saling “sabet” dengan sebilah batang Kayu Raside . Peristiwa yang cukup lama menyebabkan tubuh kedua petani itu  mengalami luka – luka dan banyak mengucurkan darah, tidak selang lama kemudian turunlah hujan dan ternyata hujan turun sangat lebat.
Kedua Petani itu tersadarkan diri akibat perbuatan yang dilakukanya ,seketika itu pulalah mereka saling meminta maaf dan Memanjatkan Rasa  Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia berupa hujan sehingga tanaman dapat tumbuh subur kembali dan lahan sawah beserta  ladang petani dapat diolah untuk mendapatkan hasil guna menopang kehidupanya.
 Peristiwa “ saling sabet “ antara kedua petani, oleh seorang Tokoh Padukuhan Karang Tiris ( selanjutnya menjadi Demang Gumelem ), beserta para petani lainya,  akhirnya dijadikan suatu peringatan atau momentum atau simbol yang selalu dikenang yang akhirnya hingga sekarang menjadi sebuah tradisi atau Acara Adat Ujungan,dan juga  selalu  digunakan sebagai budaya dan sarana untuk  “MUJUNG” atau  memohon datangnya hujan kepada Yang Kuasa apabila terjadi musim kemarau yang sangat panjang.
 Dalam perkembanganya , Ujungan yang  selalu digunakan sebagai sarana untuk  memohon turunya hujan selau digelar pada mangso kapat (keempat) dan kamo (kelima) di musim kemarau Selanjutnya telah dilakukan berbagai macam perubahan dengan tidak  meninggalkan unsur “sakral”nya , diantaranya adalah , tubuh pemain harus benar-benar sehat , dan dalam hal bagian tubuh yang disabet, sekarang hanya terbatas dari bagian  lutut hingga telapak kaki, pelakunya pun dilengkapi dengan berbagai pelindung termasuk pelindung kepala yang dihias dengan berbagai ornamen , demikian juga alat pemukulnya pun telah  menggunakan rotan sepanjang lengan orang dewasa dan telah dikemas dalam sebuah seni. dimana kedua orang pemainnya termasuk Wlandang ( wasit ) harus   melakukan gerak tari  dengan  diiringi irama gamelan yang sangat sederhana. Gerak tari yang ditampilkan adalah gerak tari yang menunjukan atau melambangkan kekuatan tubuhnya dan kelincahan menghindar dari “sabet”an lawan.
Walaupun dalam pertunjukanya adalah bentuk perlawanan atau bentuk adu kekuatan , namun setelah pertunjukan usai, para pemain tidak ada unsur dendam atau sejenisnya, rasa kekeluargaan dan sportivitasnya tetap terjaga dengan baik.(jinggo)